Bintang yang setia
pada malam, begitu pula kesetiaan embun menemani pagi. Matahari yang tak pernah
lelah terangi dunia ini. Seperti itulah persahabatan, selalu setia tanpa
diminta. Saling mengerti tanpa harus memohon. Tak ada satupun orang di dunia
ini yang hidup tanpa persahabatan, persahabatan adalah kisah terindah yang tak
terlupakan bagi setiap insan yang pernah merasakannya.
Luna, Satrya,
Olive, Bondan dan Meta sedang duduk bergerombol bersama. Mereka mengobrol,
bernyanyi sambil sesekali tertawa lantang, saling menjahili satu sama lain.
Sungguh seperti sebuah keluarga yang harmonis.
Karena merasa iri hati, Lexa dan Tita yang tak mempunyai
banyak teman datang untuk mengacaukan suasana.
Lex Lexa : “Idih…!! suara pas-pasan aja sok mau nyanyi! Diem aja deh mendingan,”
(dengan wajah menghina)
Bon Bondan : “Eh.. suka-suka dong! Kayak suara kamu aja yang paling enak, KD kalah
cempreng tuu!”
Semua anak di
tempat itu tertawa keras, kecuali Lexa dan Tita yang rautnya berubah menjadi
tak karuan. Bondan dan kawan-kawannya pun melanjutkan obrolan mereka lagi tanpa
menghiraukan Lexa dan Tita.
Lexa dan Tita : (pergi
meninggalkn tempat dengan wajah berlipat)
Bondan : “Hmm.. sorry
fren, aku balik duluan ya? Ada janji buat latihan, maklum mau ada konser amal
kecil-kecilan gitu..”
Meta : “Duh, sibuknya!
Ya udah buruan berangkat, ati-ati!” (sambil melambai-lambaikan tangan)
Olive : “Waduh..
panggilan alam nih, aku ke toilet dulu yah..? (buru-buru meninggalkan anak-anak
yang lain)
Luna : “Hmm, dateng
lagi deh ‘langganannya’! Dasar gak berubah.. haha..”(menggeleng-gelengkan
kepala)
Meta : “Hahaha, biasa
lah, Na. Kalo nggak gitu, bukan Olive namanya,”
Luna : “Eh, haus nih..
minum es enak kali ya??”
Satrya : “Iya juga ya.
Oke kalo gitu aku beli es dulu ya, tunggu di sini aja sama Meta,” (berlalu
pergi meninggalkan Luna dan Meta)
Meta : “Na..
sebenernya beberapa bulan ini ada yang beda dari aku, aku udah nggak bisa
nyembunyiin ini semua. Dan menurutku cuma kamu yang bisa jaga rahasia ini.”
Luna : “Rahasia? Cerita
aja, Ta.. kita kan temenan udah lama. Lagian aku udah siap kok buat jadi pendengar
yang baik,” (berusaha meyakinkan Meta.
Tanpa mereka
sadari, Satrya berdiri di kejauhan dengan beberapa bungkus es di tangannya.
Satrya melihat Luna dan Meta sedang asyik bercerita, dan mengurungkan niatnya
untuk menghampiri mereka. Ia melamun. Dan saat tersadar dari lamunannya, ia
menuju Meta dan Luna, dan tersentak ia terkejut mendengar ucapan Meta.
Met Neta : “Aku.. su—ka
Bondan!!” (dengan terbata-bata)
Satrya : “Hah..?! Meta
suka Bondan??” (berkata lirih)
Keb betulan Olive juga
sudah datang.
Olive : “Hah?!” (datang
tiba-tiba dan mendengar ucapan Meta yang membuatnya kesal)
Di saat itu pula pertengkaran terjadi.
Luna : “Eh, kalian udah pada balik!” (sambil tersenyum
dengan sapaan halus)
Olive : “Ta.. serius kamu suka Bondan??”
Meta : “Hmm.. ngomong apa sih, kamu..? (pura-pura tidak
tahu)
Olive : “Halah..!! gak usah bo’ong deh.. aku denger kok!”
(dengan nada agak tinggi)
Luna : “Kamu salah denger, kali?” (berusaha menengahi)
Olive : “Ta, kayaknya kamu juga harus tahu! Aku suka ama
Bondan udah lama banget, kamu nggak boleh gitu dong!! Kayak nggak ada yang lain
aja?!” (marah-marah)
Satrya : “Heh udah diem semua!!” (berusaha menandingi
nada tinggi Olive dan Meta)
Meta : “Oh gitu ya?! Berarti kamu tuh yang ngerebut
gebetan temen sendiri, kamu aja yang naksir ama cowok laen, ngapain pake nyuruh
aku??” (balik marah)
Keadaan semakin parah karena tidak ada yang mau mengalah.
Luna : “Udah, udah… jangan bertengkar cuma gara-gara
masalah cowok!” (berusaha melerai)
Satrya : “Kita udah temenan lama, jangan sampai semua
rusak cuma karena masalah sepele kayak gini!” (berkata paling bijak)
Olive : (meninggalkan teman-temannya dan pergi
menyendiri)
atau








0 komentar:
Post a Comment